Sabtu, 10 Maret 2012

BATIK ON CAR FREE DAY AT BATIK DAY, OCTOBER 2ND 2011


Hari Batik 2 Oktober 2011




             Ini adalah salah satu momen penting diantara momen penting lainnya yang kerapkali diadakan saat hari ahad di car free day (CFD) jalan Slamet Riyadi Surakarta. Selain sebagai tempat olahraga masyarakat di sekitarnya. CFD ini juga memberikan banyak manfaat bagi penggunanya. Selain peragaan busana  ada juga karaoke nasyid, penampilan seni anak-anak SLB yang letaknya di Jalan Slamet Riyadi, olah raga, orang bersepeda, jogging, naik becak mini, memotret, bahkan ada juga yang ngeceng. Pokoknya aktivitas apapun bisa dilakukan sendiri-sendiri maupun berjamaah. Asal tahu jadwal penutupan jalan aja, dari habis subuh (jam 6 ding) sampai jam 9 pagi. Karena jalan Slamet Riyadi biasa ditutup pada hari ahad untuk berolah raga dan aktivitas positif masyarakat sekitar Solo.

         Nah, tentang hari batik ini adalah salah satu momen yang sedang berlangsung saat itu karena ada peringatan hari Batik Nasional yang dicanangkan Presiden SBY. Dalam peragaan busana ini yang ditampilkan adalah Batik yang diproduksi oleh Danar Hadi. Danar Hadi adalah salah satu merek produsen batik terkemuka di negeri ini di antara beberapa merek lainnya. Merek yang sudah ada dari jaman dulu kala ketika batik belum menjadi tren seperti sekarang.

            Batik yang diperagakan para model dari Yayasan Putra-putri Solo ini merupakan batik yang modern yang bisa dipakai dalam berbagai acara. Bisa untuk kondangan, santai, dan pakaian formal. Setelah kuamat-amati kabanyakan yang ditapilkan adalah batik-batik kasual yang keren-keren. Kualitas batik dan coraknya juga khas Danar Hadi banget.

           Pada hari ini, batik sudah mendunia. Dimana batik tidak lagi dianggap sebagai baju orang tua. Semua orang bisa memakai batik mulai anak-anak, ABG, dewasa, sam pai orna tua. Batik sekarang sudah menjadi tren zaman bidang fashion di Indonesia bahkan dunia. Termasuk juga di Malaysia yang konon mempatenkan batik sebagai kebudayaan mereka. Sekarang semua orang bisa memakai batik untuk situasi apapun dari mulai baju santai, semi formal, dan baju formal. Untuk batik yang berkualitas memang harganya mahal tidak salah dengan semboyan rega nggawa rupa . Urusan segmentasi pasar tentu menjadi perhatian serius para produsen kerajinan batik tulis maupun cetak. 

           Pensegmentasian konsumen yang ingin dituju ini memang digarap lebih serius demi keberhasilan usaha batik yang didirikan. Kita bisa lihat di Pasar Klewer, PGS, butik, dan tempat lain yang menawarkan batik dengan kualitas yang beragam. Kualitas ini salah satunya ditentukan oleh tinggi-rendahnya harga  jual produk bersangkutan serta target pasar yang ingin dituju. Selain kualitas bahan, corak, dan harga tentunya. Ditambah lagi daya kreatifitas untuk memanfaatkan batik menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi memang memerlukan SDM yang terampil dan terlatih.

        Oke, kembali ke CFD. Hmmm, waktu itu aku ditemani Ukhti Dian Nurma ke CFD. Sehari sebelumnya kami berlima berangkat ke Boyolali karena ada amanah yang harus ditunaikan. Tapi aku ke CFD-nya cuma berdua ukhti Dian. Perjalanan Surakarta-Boyolali naik motor bolak-balik. Pagi harinya aku diajak ke CFD, Alhamdulillah bisa jalan-jalan di ahad yang ceria. Biasanya aku malas kemanapun kecuali ke Bulfat depan kampus. Saking exciting-nya ada peragaan busana aku jepret-jepret model-model yang hilir mudik di depan mata. Cuma beberapa jepretan sich, karena memori hp tidak cukup buat motret banyak-banyak.

            Mungkin kalau lihat batik yang ada di foto hasil jerpetanku ini kelihatan tidak ada yang istimewa. Jangan tertipu, kamera yang kupakai memang beresolusi rendah maklum kamera hp SE K320i yang setia menemani hari-hariku. Keadaan asli batik yang diperagakan model itu bagus-bagus banget. Beneran,  Subhanalloh. Aku saja sampai berdecak-decak saking kagumnya.

Ada juga anak-anak SMK Negeri 1 Surakarta memamerkan karyanya, kayaknya mereka desainernya deh… bagus-bagus-bagus. Pas menonton mereka jadi lumayan menginspirasi untuk membuat baju batik yang unik dan enak dilihat dan kelihatan berkelas (apa coba?). 

Di tengah-tengah acara ada kejutan, bukan apa-apa sich tapi ya unik juga. Ada beberapa orang yang membagikan makanan jajan pasar khas makanan Jawa. Ada semar mendem, klepon, kueku, dan lain-lain (bener ga ya? jenis makanannya ini?). Aku tidak terlalu memperhatikan makanannya macam apa saja. Karena pas hidangan itu melintas di depanku sudah tinggal sedikit, hehe. Kalau ga salah aku ambil kueku. Lumayan mengganjal perut di pagi hari.

Yang bikin aku lumayan senewen sehabis makan, orang-orang pada seenaknya nyampah di sepanjang area “catwalk” itu. Benar-benar jadi kuotoor beud. Jadi merusak pemandangan. Intermezzo, jadi ingat dulu pas kuliah D3 dari BEM KM mengadakan gerakan “gomihiroi tai” yang kalau diartikan dalam bahasa Jepang mungkin “Pasukan Pemungut Sampah” tapi aku ga mudeng sosialisasinya karena pelaksanaannya tidak kolektif, melainkan benar-benar kesadaran masing-masing mahasiswa yang mandiri. Harus dilakukan oleh orang yang cinta lingkungan dengan locus of control tinggi (duh, nyambung ga ya?). aku juga pernah ikut program itu, hanya sosialisasinya melalui brosur(?) atau mungkin aku yang kurang gaul sama anak BEM KM…tapi bagus juga. Top dah programnya…tidak tau juga aku soal keberhasilan programnya. Wallohu a’lam

Ke Batik lagi. Soal batik, di Indonesia hampir setiap kabupaten mempunyai corak khas batiknya sendiri. Ada batik Solo, Batik Jogja, batik Cirebonan, Batik Gumelem Banjarnegara, Batik Pekalongan, dan lain-lain. Jadi kalau diinventarisasikan semua corak batik di Indonesia pasti bakal banyak banget batik yang bisa dipatenkan atas nama Indonesia. Adakah hak paten atas nama Negara? (pertanyaan orang bodoh).


Kenangan di ahad pagi, 2 Oktober 2011 bersama Ukhti Dian Nurma
kapan-kapan kita jalan bareng lagi yak?
^_^

 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar