Kamis, 03 Oktober 2013

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, KESEMPATAN PERTUMBUHAN, DAN BIAYA HUTANG TERHADAP LEVERAGE PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005 – 2009


NURROHMAH HIDAYANTI
Alumni FE Universitas Sebelas Maret


ABSTRACT

This research aims to analyze the firm size influence, profitability, growth opportunity, and cost of debt to leverage. The population in this research is all of the real estate and property companies which are listed in Indonesian Stocks Exchange in the year of 2005-2009. The sample of this research are 107 observation units. Those are observed by using purposive technique sampling. Analize by multiple regression alalysis. The result of partial influence shows that the firm size, growth opportunity and cost of debt do not influence leverage significantly. Profitability influence leverage significantly. The firm size, growth opportunity and cost of debt influence leverage simultaneously.

Key words: firm size, profitability, growth opportunity, cost of debt, and  leverage



PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi yang sangat pesat pada masa globalisasi seperti saat sekarang ini menuntut perusahaan untuk mengembangkan strategi-strategi baru untuk mempertahankan keberlangsungan bisnisnya. Selain karena maraknya persaingan yang semakin kompetitif perusahaan dituntut untuk mengelola keuangan perusahaan dengan baik. Era globalisasi sekarang ini terdapat banyak perusahaan real estate yang menawarkan apartemen yang berada di pusat kota. Fenomena yang terjadi sekarang bagi para eksekutif adalah memiliki apartemen yang dekat dengan tempat bekerja dan berada di daerah strategis. Sehingga akses ke tempat kerja tidak memakan waktu lama dan biaya transportasi lebih dihemat. Apalagi di daerah perkotaan yang mudah sekali terjadi kemacetan. Maka efisiensi waktu sangat diperlukan. Salah satu caranya yaitu dengan kepemilikan apartemen di tempat strategis di kota.
Industri real estate dan property merupakan industri yang bergerak di bidang pembangunan gedung-gedung fasilitas umum. Pasar properti secara umum dibagi menjadi tiga. Pertama adalah residental property, yang meliputi apartemen, perumahan, flat, dan bangunan multi unit; kedua commercial property, yaitu properti yang dirancang untuk keperluan bisnis, misalnya gedung penyimpanan barang dan areal parkir; dan yang ketiga adalah industrial property, yaitu properti yang dirancang untuk keperluan industri, misalnya bangunan-bangunan pabrik (Kusumaningrum, 2010).
 Pada hampir semua negara termasuk Indonesia, sektor industri property dan real estate merupakan sektor dengan karakteristik yang sulit untuk diprediksi dan berisiko tinggi. Sulit diprediksi artinya, pasang surut sektor ini memiliki amplitudo yang besar yaitu pada saat terjadi pertumbuhan ekonomi yang tinggi industri property dan real estate mengalami booming dan cenderung over supplied, namun sebaliknya pada saat pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, secara cepat sektor ini akan mengalami penurunan yang cukup drastis pula. Industri sektor properti dan real estate dikatakan juga mengandung risiko tinggi, hal ini disebabkan pembiayaan atau sumber dana utama sektor ini pada umumnya diperoleh melalui kredit perbankan, sementara sektor ini beroperasi dengan menggunakan aktiva tetap berupa tanah dan bangunan. Meskipun tanah dan bangunan dapat digunakan untuk melunasi utang tetapi aktiva tersebut tidak dapat dikonversikan kedalam kas dalam waktu yang singkat, sehingga banyak pengembang (developer) tidak dapat melunasi utangnya pada waktu yang telah ditentukan. Disamping aktiva tetap, ketidakmampuan pengembang dalam melunasi utang biasanya disebabkan oleh adanya penurunan tingkat penjualan. Terjadinya penurunan ini merupakan akibat dari adanya spekulasi tanah (mark-up tanah) yang membuat harga tanah menjadi mahal, sehingga menyebabkan tingginya harga jual rumah dan bangunan. Mahalnya harga jual rumah dan bangunan yang diikuti kecenderungan over supplied, menyebabkan tingkat penjualan jauh dibawah target yang telah ditetapkan.
Meskipun demikian, dalam kenyataannya sektor ini cukup diminati oleh banyak kalangan pengusaha dan mendapat dukungan penuh dari perbankan yang menyediakan portofolio kreditnya untuk property (Kusumaningrum, 2010).
Brigham dan Houston (2006) menyebutkan bahwa kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan pengembalian, penggunaan lebih banyak hutang akan meningkatkan risiko yang ditanggung oleh para pemegang saham. Namun penggunaan hutang yang lebih besar biasanya akan menyebabkan terjadinya ekspektasi tingkat pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi. Oleh karena itu struktur modal yang optimal harus mencapai suatu keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan.
Christianti (2006) menyatakan bahwa perusahaan dengan ukuran yang lebih besar dan kompleks tidak mempunyai kendala untuk memperoleh hutang dari pihak luar. Titman dan Wessels (1988) menyatakan bahwa perusahaan kecil banyak mempunyai leverage dibandingkan dengan perusahaan besar dan lebih memilih untuk melakukan hutang jangka pendek dibandingkan dengan menerbitkan hutang jangka panjang karena biaya tetap yang lebih rendah berhubungan dengan alternatif tersebut.
Berdasarkan pecking order theory, perusahaan dengan level yang lebih kecil mempunyai asimetric information yang tinggi dan sedikit untuk mendapatkan sumber dana eksternal (hutang) (Frank dan Goyal, 2003). Adrianto dan Wibowo (2007) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki ukuran yang semakin besar biasanya lebih terdiversifikasi, dimana perusahaan memiliki reputasi yang lebih baik dan menghadapi kendala informasi yang lebih rendah, sehingga perusahaan cenderung mendanai keuangannya dari sumber yang sensitif terhadap informasi internal, yaitu dengan ekuitas melalui pasar modal.
Sektor properti sebagai salah satu sektor yang penting di Indonesia. Karena sektor properti merupakan indikator penting untuk menganalisis kesehatan ekonomi suatu negara. Industri properti juga merupakan sektor yang pertama memberi sinyal jatuh atau sedang bangunnya perekonomian sebuah negara.
Sektor ini merupakan salah satu sektor yang volatilitasnya cukup tinggi. Ketika pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, secara cepat sektor ini akan mengalami penurunan yang cukup drastis. Industri pada sektor real estate dan property mengandung risiko tinggi, hal ini disebabkan pembiayaan atau sumber dana utama sektor ini pada umumnya diperoleh melalui kredit perbankan, sementara sektor ini beroperasi dengan menggunakan aktiva tetap berupa tanah dan bangunan.
Dalam studi ini meneliti pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, kesempatan pertumbuhan, dan biaya hutang terhadap leverage.

Leverage
Leverage didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau dana yang dalam penggunaan dana tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap (Riyanto, 2000). Leverage merupakan hasil dari penggunaan biaya aset tetap atau dana untuk menambah pengembalian pada kepemilikan perusahaan.
Leverage perusahaan dibagi menjadi dua yaitu operating leverage dan financial leverage. Operating leverage menunjukkan seberapa besar biaya tetap yang digunakan dalam operasi perusahaan. Sedangkan financial leverage merupakan suatu ukuran yang menunjukkan sampai sejauhmana sekuritas digunakan dalam struktur modal. Penggunaan aktiva dengan biaya tetap dengan harapan bahwa keuntungan yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva itu akan cukup untuk menutup beban operasional berupa  biaya tetap dan biaya variabel. Sehingga penggunaan dana dengan beban tetap dengan harapan untuk memperbesar pendapatan per lembar saham biasa (Purwoko, 2009).

Ukuran Perusahaan dan Leverage
Firm Size atau ukuran perusahaan dimana perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki sumber permodalan yang lebih teridentifikasi dan perusahaan yang masih kecil akan mengalami dampak kesulitan untuk memasuki area pasar modal. Karena kemudahan akses dalam pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuan untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan besar memiliki rasio pembayaran yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil (Al-Malkawi, 2008).
Semakin besar aktiva yang dimiliki perusahaan maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran piutang, dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal oleh masyarakat (Sudarmaji dan Sularto dalam Nofandrilla, 2008). Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan total aset perusahaan, karena total aset lebih dapat mengukur besar-kecilnya perusahaan.

Profitabilitas dan Leverage
Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak dibagikan para pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Tingkat profitabilitas suatu perusahaan menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam kebijakan struktur modal. Pambudi (2011) menemukan bahwa profitabilitas, struktur aset, dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap leverage.

Kesempatan Pertumbuhan dan Leverage
Pertumbuhan perusahaan dapat didefinisikan sebagai peningkatan yang terjadi pada perusahaan. Semakin tinggi pertumbuhan perusahaan yang berarti pula bahwa kesempatan bertumbuh perusahaan semakin tinggi, maka akan semakin besar kebutuhan dana yang diperlukan. Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan tinggi pada umumnya merupakan perusahaan kecil (Habibah, 2002). Berdasarkan hasil penelitian Maharamya (2010) menunjukkan bahwa growth opportunity berpengaruh positif terhadap leverage dapat diterima (signifikan positif).

Biaya Hutang dan Leverage
Biaya utang perusahaan tidak lain adalah sebesar tingkat keuntungan yang diminta (required rate return) oleh investor (pemilik dana). Besarnya tingkat keuntungan yang diminta investor (kd) tersebut adalah sama dengan tingkat bunga yang menyamakan present value penerimaan di masa datang yang berupa bunga dan pembayaran pokok pinjaman dengan dana yang diberikan saat ini yaitu harga surat berharga atau obligasi (Sartono, 1997).
Tingkat suku bunga yang harus dibayar utang mempengaruhi jumlah utang yang diminta oleh perusahaan. Suku bunga yang rendah akan mendorong permintaan sedangkan tarif tinggi diharapkan dapat menurunkan rasio leverage perusahaan. Perilaku ini juga diterapkan dalam industri real estate dimana karena rendahnya sejarah retur, pemenuhan kewajiban oleh manajemen yang baik dapat mewakili besarnya keunggulan kompetitif bagi perusahaan (Morri dan Cristanziani, 2009).

METODE
Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis karena penelitian ini menggunakan hipotesis yang hipotesisnya sudah dapat ditentukan di awal penelitian (Hartono, 2004). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ukuran perusahaan, profitabilitas, kesempatan pertumbuhan, dan biaya hutang terhadap leverage. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kausal yaitu penelitian yang menyatakan hubungan satu variabel menyebabkan perubahan variabel yang lainnya, yang mempengaruhi adalah variabel independen dan yang dipengaruhi adalah variabel dependen (Hartono, 2004) dimana ukuran perusahaan, profitabilitas, kesempatan pertumbuhan, dan biaya hutang sebagai variabel independen dan leverage sebagai variabel dependen.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah organisasi karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2005-2009. Data yang digunakan dalam penelitian berupa laporan keuangan sebagai satu kesatuan, sehingga study setting dalam penelitian ini adalah lingkungan riil atau field setting (Hartono, 2004). Berdasarkan waktu penelitiannya, penelitian ini merupakan penelitian pooled data yaitu pengumpulan data penelitian melibatkan banyak waktu tertentu dengan banyak sampel (Hartono, 2004).
Analisis menggunakan semua perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia didasarkan pada data panel. Empat variabel independen yaitu ukuran perusahaaan, profitabilitas, kesempatan pertumbuhan, dan biaya hutang dipelajari selama periode lima tahun.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property yang sudah go public dan terdaftar di BEI untuk tahun 2005 – 2009. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu sampel yang sengaja ditentukan berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti untuk mendapatkan sampel yang representatif. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.        Variabel independen. Variabel independen dalam penelitian ini meliputi :
a.    Ukuran perusahaan. Dihitung berdasarkan logaritma natural total aktiva.
      FIRM SIZE = Ln (Total Aktiva)
b.  Profitabilitas. Dalam studi ini profitabilitas dihitung menggunakan perbandingan EBIT dan total aktiva. Digunakan rumus sebagai berikut:
     PROFITABILITY = EBIT / Total Aktiva
c.  Kesempatan pertumbuhan. Proksi pengukuran growth opportunities dalam penelitian ini     adalah perbandingan antara market value of equity dan book value of equity (Booth, et.al., 2001). Dengan memilih proxy nilai pasar, pada kasus ini price to book value.
Opportunity Growth = PBV Ratio
d.   Biaya hutang. Variabel ini diukur melalui rasio beban keuangan dibagi total hutang.
     COD = Beban Keuangan : Total Hutang

2.       Variabel dependen. Variabel dependen dalam model penelitian ini adalah leverage yang dihitung  berdasarkan perimbangan antara jumlah hutang dengan total aktiva.
 LEV = Total Hutang : Total Aktiva

Analisis yang dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan adalah analisis pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, kesempatan pertumbuhan, dan biaya hutang terhadap leverage perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009. Dalam analisis ini digunakan analisis regresi linier berganda (Multiple Regression) dengan persamaan sebagai berikut:
                      LEVi  =  α  + β1 × LNSIZEi + β2× PROFITi + β3 × GRWOPi + β4 × CODi + εi
Keterangan :
LEV         = Leverage
α               = koefisien persamaan regresi
SIZE        = Firm Size / ukuran perusahaan
PROFIT   = Profitability / Profitabilitas
GRWOP  = Growth Opportunity/ kesempatan pertumbuhan
COD        = Cost of Debt /biaya hutang
b1, b2, b3, b4  = koefisien perubahan nilai
ε    =    Error. Ini merupakan simbol tidak ada kesalahan praktis dalam perhitungan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji regresi bahwa nilai signifikan LNSIZE sebesar 0,805 dan nilai signifikan PROFIT sebesar 0,023, nilai signifikan GRWOP sebesar 0,867 dan nilai signifikan COD sebesar 0,549 dimana dari kesemua variabel independen tersebut yang menunjukkan nilai signifikan yang lebih besar dari α = 0,05 terdiri dari LNSIZE, GRWOP, dan COD. Sedangkan variabel PROFIT menunjukkan nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05. Hasil pengujian memberikan informasi bahwa dari persamaan regresi ada satu variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap leverage perusahaan yaitu PROFIT. Dan ada tiga variabel yang secara parsial tidak berpengaruh signifikan pada leverage perusahaan yaitu LNSIZE, GRWOP, dan COD. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel PROFIT berpengaruh signifikan terhadap leverage, sedangkan variabel LNSIZE, GRWOP, dan COD secara parsial tidak berpengaruh terhadap leverage perusahaan. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa keempat variabel bebas secara bersama-sama memiliki nilai 1,835. Hasil uji regresi dapat dilihat pada tabel 1. berikut ini :
 
Tabel 1. Hasil Uji Regresi Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Kesempatan Pertumbuhan, dan Biaya Hutang terhadap Leverage

Variabel Bebas
Koefisien Regresi
Nilai sig. Uji t
Nilai sig. Uji F
Ukuran Perusahaan
-0,007
0,805
1,835
Profitabilitas
-1,473
0,023
Kesempatan Pertumbuhan
0,005
0,867
Biaya Hutang
-0,486
0,549
* Signifikan pada tingkat signifikansi 0,005
 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap leverage. Tanda koefisien variabel -0,007 menunjukkan adanya hubungan negatif antara kedua variabel, atau semakin besar ukuran perusahaan maka semakin rendah leverage perusahaan Temuan penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Heryanto (2004) dan Pambudi (2011).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap leverage. Tanda koefisien negatif variabel profitabilitas -1,473 menunjukkan kecenderungan bahwa semakin besar profitabilitas perusahaan, maka semakin kecil leverage perusahaan. Temuan ini konsisten dengan hasil penelitian Aristasari (2006) dan Erdiana (2011).
Penelitian ini juga menghasilkan bahwa kesempatan pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap leverage. Tanda koefisien variabel kesempatan pertumbuhan yaitu sebesar 0,005 dan bertanda positif menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan hubungan yang positif antara kedua variabel, atau semakin tinggi kesempatan pertumbuhan perusahaan maka semakin tinggi pula leverage perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Aristasari (2006).
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 1. menunjukkan bahwa biaya hutang memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap leverage. Tanda koefisien variabel biaya hutang sebesar 0,486 bertanda negatif menunjukkan hubungan yang negatif antar kedua variabel, atau semakin tinggi biaya hutang maka semakin rendah leverage. Hasil uji parsial ini sejalan dengan penelitian Padron et al (2005). 

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat hutang (leverage) perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009 dengan menggunakan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, kesempatan pertumbuhan, dan biaya hutang sebagai variabel independen atau penjelas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.  
1.    Uji Parsial
a.    H1 : ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap leverage
Hasil uji empiris menyatakan H1 ditolak. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Heryanto (2004) menunjukkan bahwa aktiva tetap dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap leverage.
b.    H2 : profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap leverage
Uji parsial pengaruh profitabilitas terhadap leverage menyatakan H2 ditolak. Mendukung hasil penelitian Erdiana (2011) membuktikan bahwa pengaruh secara parsial firm profitability tidak berpengaruh terhadap leverage.
c.    H3 : kesempatan pertumbuhan berpengaruh positif terhadap leverage.
Uji empiris dalam penelitian ini menyatakan H3 diterima. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Heryanto (2004) menunjukkan bahwa kesempatan pertumbuhan berpengaruh positif terhadap leverage.
d.   H4 : biaya hutang memiliki pengaruh negatif terhadap leverage
H4 dinyatakan diterima. Penelitian ini didukung oleh Morri dan Cristanziani (2009) bahwa biaya hutang bukan variabel yang signifikan dalam menjelaskan leverage. Yang mengimplikasikan lebih banyak perusahaan leveraged dikarakteristikkan melalui tingginya biaya hutang.
e.  H5 : ukuran perusahaaan, profitabilitas, kesempatan pertumbuhan, dan biaya hutang secara simultan berpengaruh terhadap leverage perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI. Berdasarkan uji empiris yang dilakukan dalam penelitian ini maka H5 dinyatakan diterima.
2. Dari hasil uji F variabel penelitian meliputi ukuran perusahaan, profitabilitas, kesempatan pertumbuhan, dan biaya hutang secara simultan atau tidak berpengaruh terhadap leverage. Penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Morri dan Cristanziani (2009), yang menyatakan bahwa secara bersama-sama variabel firm size, profitability, growth opportunities, cost of debt, ownership structure dan category berpengaruh signifikan pada leverage perusahaan real estate dan property.
3.   Hasil koefisien beta standar menunjukkan bahwa profitabilitas (profitability) mempunyai pengaruh paling besar terhadap leverage perusahaan real estate dan property dibandingkan dengan variabel independen lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas akan memperkecil rasio hutang yang dimiliki perusahaan karena adanya bagian dari laba ditahan yang digunakan untuk pembiayaan modal perusahaan.

Saran
1.    Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan variabel yang lebih banyak.
2.    Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan periode pengamatan yang lebih panjang.
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan variabel-variabel bebas lain yang diduga berpengaruh signifikan terhadap leverage, misalnya asset tangibility, struktur aset, likuiditas, ownership structure dan operation risk.


DAFTAR PUSTAKA

Adrianto dan Wibowo. 2007. Pengujian Teori Pecking Order pada Perusahaan-perusahaan Non Keuangan LQ45 Periode 2001-2005. Manajemen Usahawan Indonesia. 12. 43-53.
Al-Malkawi, Husam Aldin Nizar. 2008. Factor Influencing Corporate Dividend Decision: Evidence From Jordanian Panel Data. International Journal of Business. 177 – 195.
Aristasari, Gina. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Leverage Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
Brigham, Eugene F dan Houston, JF. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi kesepuluh, buku 2. Diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto. Salemba Empat : Jakarta.
Christianti, Ari. 2006. Penentuan Perilaku Kebijakan Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta : Hipotesis Static Trade Off atau Pecking Order Theory. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang. 23 – 26 Agustus.  
Frank, M.Z. and V.K. Goyal. 2003. Capital Structure Decision. Journal of Financial Economics.
Habibah, S. 2002. Dinamika Faktor-faktor yang Menentukan Struktur Modal Perusahaan Tahun 1992 – 1997. Tesis Pasca Sarjana, Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Hartono, Jogiyanto M. 2004. Teori Portofolio dan Investasi. BPFE : Yogyakarta.
Heryanto, Florentina. 2004. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Leverage pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Tesis Pasca Sarjana, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Semarang.
Kusumaningrum, Eka Amelia. 2010. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Asset, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI Tahun 2005-2009). Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Semarang
Morri, Giacomo dan Cristanziani, Fabio. 2009. “What Determines the Capital Structure of Real Estate Companies? An Analysis of The EPRA/NAREIT Europe Index”. Journal of Property Investment & Finance. Pp 318 – 372;
Nofandrilla. 2008. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Tidak Dipublikasikan. FE UNS : Surakarta.
Padron, Y.G., Apolinario, R.M.C, Santana, O.M., Martel, V.C.M., and Sales, L.J. 2005. “Determinant Factors of Leverage: An Empirical Analysis of Spanish Corporation”. The Journal of Risk Finance, Vol.6, pp.60 – 68.
Pambudi, Yoga Aditya. 2011. Analisis Pengaruh Dividend Payout, Profitabilitas, Risiko Bisnis, Struktur Aset, Likuiditas, Tingkat Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Leverage Perusahaan (Studi pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang Telah Go Public yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2008). Skripsi FE UNS. Surakarta
Sartono, Agus R. 1997. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi ketiga, BPFE : Yogyakarta.
Titman, S., dan R. Wessels. 1988. “The Determinant of Capital Structure Choice”. Journal of Finance. 43, 1-21.