Ada
bank Muamalat di Banjarnegara. Tadinya, aku nabung di sana. Persetujuan suami
Rp 100.000/bulan. Tapi kenyataannya seingatnya dia aja, terserah kapan-kapan
ngisi tabungannya. Walaupun uangnya dari ATM suami ditransfer ke rekening
tabunganku di Bank Muamalat. Kira-kira 2 tahun nabung di bank itu, ehhh tau-tau
mau ambil uang banknya tutup. Bingung mau menghubungi siapa, aku call ke
1500016 tapi ga direspon. Akhirnya aku kirim email ke pusat. Alhamdulillah
dapet jawaban. Boleh diambil ke cabang terdekat.
Ternyata,
di Purbalingga ada cabangnya juga. Alhamdulillah, nanti bisa ke sana. Mengambil
surat akad yang tabungan berjangka. Soalnya, kata Mba Csnya suratnya akan
dititipkan di sana. Tadinya aku nabung di produk TabunganKu yang ga ada ATMnya,
dan ga ada biaya administrasinya. Karena ribet banknya jauh. Aku minta ganti
tabungan yang ada ATMnya. Semua bisa, dengan menyisakan Rp 20.000 di tabungan
lama. Dan yang lain masuk ke tabungan baru yang ada ATMnya. Dengan tabungan
lama masih aktif sampai batas waktu 6 bulan.
Pernah
nabung di Solo, cabang Palur. Via KEI, semua anggota KEI yang belum punya rekening
di bank syariah mendaftar di sana. Setoran awalnya Rp 100.000 sekarang ga tau
gimana nasibnya. Mungkin sudah hangus. Karena pake ATM juga. Kata CS di
Purwokerto, tabungan yang ga aktif (maksudnya ga diisi) selama maksimal 6 bulan
akan hangus dengan sendirinya.