Terngiang-ngiang
kalimat-kalimat motivasi seorang ustadz sewaktu aku masih kuliah di Bogor dulu.
Begini, dengan lantangnya beliau mengultimatun semua orang yang datang di hari
Selasa pagi yang cerah itu. “Tuliskan 100 impian Anda! Kalau tidak dituliskan maka
Anda pasti akan lupa.....” Di kemudian hari baru kutahu motivasi itu menjadi
sangat fenomenal karena seseorang.
Motivator
seperti ust. Aris Ahmad Jaya juga ternyata seorang dokter hewan lhoh. ini kutahu dari gelar akademiknya, hehe. Pas ospek
Fakultas pernah juga dimotivasi. Sebenarnya aku mau mengacungkan jari
menanyakan kenapa harus 100. Tapi ga jadi, hanya kusimpan tanya itu di hati
sampai sekarang.
Kuingat
waktu itu, setiap hari Selasa dua minggu sekali jadwal MoC (Management of Change) di aula Al
Hurriyyah. Aku sudah siap-siap pagi-pagi karena waktu tempuh menuju aula 20
menit jalan kaki. Tahu sendirilah, di kampus ini kita semua pecinta jalan kaki.
Maka aku berangkat lebih awal agar tidak terburu-buru jalannya. Setengah tujuh
pagi teng harus sudah sampai di aula Alhur.
Kosku
di Bara 3 penghuni kos Adinda. Kos yang di depannya ada pohon mawar merahnya.
Ohya, Bara itu singkatan dari Babakan Raya. Bara itu tempat yang selalu ramai,
seperti pusatnya aktivitas mahasiswa di luar kos dan kampus buat membeli makanan yang menunya tinggal pilih sesukanya, rentalan
yang tarif per jamnya Rp 800, dan warnet. Soalnya jaman itu belum jaman laptop
seperti sekarang. Lagian yang punya komputer juga jarang. Jadi rentalan di
seantero Bara selalu ramai pengunjung tiap hari. Apalagi tempat makannya. Tak
terlupakan.
Ketika
sampai di sana, ternyata teman sekelasku di MBK Atik dan Mba Lia sudah duduk di
shaf depan. Syukurlah nanti ada temannya ketika aku harus cabut di tengah acara,
pikirku. Ada kuliah jam 07.30 kuliah manajemen keuangan, kuliahnya Bu Oktori.
Mana kuliahnya di lantai 5, lantai paling atas. Benar-benar olahraga naik
tangga untuk mencapai tempat kuliah.
Oke
deh, lanjut ke kisah motivasinya. Di brosurnya tertulis MOHA alias Motivasi
Halilintar. Inti motivasinya kita harus semangat kuliah dengan meraih
setinggi-tingginya nilai yang bisa diraih. Kesannya terlalu akademik, memang
sebagai mahasiswa kita harus mengejar prestasi akademik yang bagus, entah pasca
lulus nanti kita jadi apa saja terserah yang mau menjalani. Selain itu
juga.....
Intinya,
tuliskan mimpi-mimpi kita dan tempelkan di tempat yang mudah dilihat. Karena
itu akan menjadi tulisan yang sering dibaca ketika tidak semangat atau tujuan
berubah haluan jadi ga jelas alias ngelantur kemana-mana. “Bukan seberapa
banyak kita terjatuh. Tapi seberapa banyak kita bangkit dari kegagalan,” kata
Ust Aris.
Okelah,
kusimpan semuanya di buku catatan kajianku. Dan akupun tidak perhatian dengan
proyek ambisius tercapainya 100 impian itu. Mengalir saja seperti air.
Hingga
akhirnya. karena seseorang kata-kata motivasi itu menjadi begitu fenomenal.
Bertajuk “100 Impian jadi Nyata”. Haha, pasti tahu siapa dia :D yang sampai sekarang orangnya masih di Jepang merampungkan doktoralnya di Universitas Rukyus.
Terdamparlah aku
di sebuah tempat. Ceritanya, aku kuliah lagi. Tahun 2010 aku semester dua
setelah melewati semester matrikulasi yang menegangkan. Karena bisa aja di DO
setelah semester ini berakhir karena
nilai tidak memenuhi syarat alias ada nilai D nya. Tapi, aku sebel juga karena
berhasil bikin rantai karbon karena nilai C di mata kuliah yang susah. Padahal,
aku merasa sudah mengerahkan semua usahaku.
Bertahun
sudah berlalu,... salah satu kenanganku bersama almarhumah Atik. Yang meninggal
semester terakhir di tahun 2006. Pas lagi ribet-ribetnya menyusun TA D3 sehabis
magang di perusahaan. Salah seorang sahabat terbaik yang pernah berada di
sisiku. Ya, itu menjadi salah satu kajian yang pernah kuhadiri bersamanya.
Meski kami tidak janjian tapi bertemu di tempatnya langsung.
MoC ini diset seperti kantin (kajian rutin) yang diselenggarakan bidang SDM masjid Al Hurriyyah. Kalau kantin Al Hurr diadakan setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat. Untuk MoC hari Selasa dua minggu sekali.